" SKANDAL PENJUALAN TANAH DESA : WARGA SUKAMAKMUR ANGKAT BICARA. HOAKS ATAU FAKTA? " 

" SKANDAL PENJUALAN TANAH DESA : WARGA SUKAMAKMUR ANGKAT BICARA. HOAKS ATAU FAKTA? " 

TARGET OPERASI - Kotawaringin Barat :

    Jagat maya kembali digemparkan dengan adanya video TikTok dari salah satu akun yang menuduh mantan Kepala Desa Sukamakmur, Muhammad Toha, S.Pd.I., M.M., terlibat dalam skandal penjualan tanah desa. Video tersebut menyebutkan bahwa selama masa jabatannya, Muhammad Toha diduga menjual tanah desa yang semula direncanakan untuk pembangunan Pasar, Sekolah SMA, dan Lapangan. Tuduhan ini langsung menuai perhatian publik karena Muhammad Toha baru saja terpilih sebagai anggota DPRD Kobar dari Partai Gerindra dan menjabat sebagai Ketua Fraksi Gerindra periode 2024–2029.

    Menanggapi video yang viral tersebut, beberapa Awak Media melakukan investigasi langsung ke Desa Sukamakmur pada Senin, 25 November 2024. Tim melakukan wawancara langsung bersama beberapa tokoh masyarakat, termasuk Kepala Desa Sukamakmur saat ini, Nur Cahyo, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nur Afni, Wakil Ketua BPD yang juga mantan Ketua BPD, Ponidi, Tokoh Agama Sapari, Ketua RW Jupriadi, dan sejumlah warga desa. 

    Hasil investigasi ini mengungkapkan bahwa tuduhan dalam video tersebut tidak memiliki dasar dan dinyatakan sebagai hoaks. Nur Cahyo, Kepala Desa Sukamakmur saat ini menegaskan, “ Selama masa kepemimpinan Muhammad Toha, tidak ada penjualan tanah desa seperti yang dituduhkan. Justru beliau berhasil membawa Desa Sukamakmur menjadi desa percontohan di berbagai bidang. Dan Desa Sukamakmur bangga memiliki Kepala Desa yang sangat bijaksana, Sosial, dan berdedikasi tinggi untuk masyarakatnya " Ungkap Nur Cahyo. 

    Ketua BPD Sukamakmur Nur Afni turut memperkuat pernyataan tersebut, “ Semua administrasi desa selama masa kepemimpinan Pak Toha sangat transparan. Tidak ada laporan atau indikasi penjualan tanah desa. Ini murni fitnah yang bertujuan menjatuhkan reputasi beliau " Imbuh Nur Afni. 

    Ponidi, Wakil Ketua BPD yang juga mantan Ketua BPD selama hampir 20 Tahun ini mengungkapkan beberapa informasi saat Muhammad Toha menjabat sebagai Kepala Desa. Ponidi pun mengatakan bahwa video TikTok tersebut adalah upaya sistematis untuk mencemarkan nama baik. “ Kami tahu siapa Muhammad Toha. Beliau adalah sosok yang jujur dan visioner. Tuduhan itu tidak masuk akal ” katanya.

    Muhammad Toha dilantik sebagai Kepala Desa Sukamakmur pada tahun 2019. Dalam waktu singkat, ia berhasil membawa Desa Sukamakmur menjadi salah satu desa paling maju di Kotawaringin Barat, bahkan mendapat pengakuan Nasional. Beberapa capaian penting di bawah kepemimpinannya antara lain:

1. Desa Anti-Korupsi: Sukamakmur diakui sebagai desa percontohan dalam pengelolaan anggaran secara transparan.

2. Penghargaan Tingkat Nasional: Desa Sukamakmur meraih penghargaan atas inovasi dalam tata kelola desa.

3. Kemajuan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur desa, seperti jalan, fasilitas umum, dan irigasi, meningkat pesat.

4. Peningkatan Kesejahteraan Warga: Program pemberdayaan ekonomi lokal berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat.

    Tokoh agama Sapari menambahkan, “ Pak Toha adalah pemimpin yang berdedikasi. Selama masa jabatannya, tidak hanya fisik desa yang maju, tetapi juga moral masyarakat. Beliau aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial.”

Motif di Balik Hoaks: Kepentingan Politik?

    Video TikTok yang viral ini dianggap sebagai upaya untuk menjatuhkan Muhammad Toha yang kini menduduki posisi strategis sebagai Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Kobar. Ketua RW Jupriadi menduga, “ Video ini dibuat oleh pihak-pihak yang tidak senang melihat kesuksesan Pak Toha. Hoaks seperti ini merusak demokrasi kita. ”

     Dalam wawancara singkat, Muhammad Toha menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan masyarakat Desa Sukamakmur dan menegaskan bahwa ia akan mengambil langkah hukum terhadap penyebar video tersebut. “Saya tidak akan tinggal diam. Tuduhan ini mencemarkan nama baik saya dan keluarga selain itu membawa nama Desa Sukamakmur yang saat ini sedang harum-harumnya. Saya akan serahkan kepada aparat hukum untuk menyelidiki kasus ini,” Ungkap Muhammad Toha dengan tegas.

    Pesan untuk Masyarakat: Bijak dalam Menyikapi Informasi, Para Tokoh Desa Sukamakmur mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyikapi informasi, terutama yang bersumber dari media sosial. Kepala Desa Nur Cahyo mengingatkan, “ Jangan mudah percaya pada informasi yang tidak jelas asal-usulnya. Verifikasi kebenarannya sebelum menyebarkan. ”

    Sapari, Tokoh Agama Desa, menutup pernyataan dengan pesan moral, “ Fitnah adalah dosa besar. Mari kita jaga lisan dan tindakan kita agar tidak merugikan orang lain. Hormati pemimpin yang telah bekerja keras untuk kemajuan kita. ”

    Video TikTok yang menuduh Muhammad Toha menjual tanah desa telah terbukti sebagai berita bohong. Investigasi oleh media dan pernyataan berbagai tokoh desa mengonfirmasi bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga persatuan serta kedamaian terlebih pada Tahun Politik seperti saat ini. 

    Mari bijak menggunakan media sosial dan dukung demokrasi yang sehat tanpa hoaks dan fitnah!

( SUBAN )