" BIJAK BERMEDIA SOSIAL DI TAHUN POLITIK : KETUA AMK KOBAR HENDRA GUNAWAN INGATKAN BAHAYA HOAKS, KRITIK MINIMNYA LITERASI DIGITAL "

" BIJAK BERMEDIA SOSIAL DI TAHUN POLITIK : KETUA AMK KOBAR HENDRA GUNAWAN INGATKAN BAHAYA HOAKS, KRITIK MINIMNYA LITERASI DIGITAL "

TARGET OPERASI - Kotawaringin Barat :

    Dalam menghadapi panasnya tahun politik 2024, Ketua Aliansi Masyarakat Kobar (AMK) Kabupaten Kotawaringin Barat Hendra Gunawan, kembali mengingatkan masyarakat tentang ancaman besar dari penyebaran hoaks dan fitnah di media sosial. Dalam pernyataannya, Hendra tidak hanya mengimbau, tetapi juga mengkritisi minimnya upaya edukasi literasi digital secara masif, yang seharusnya menjadi prioritas di tengah derasnya arus informasi saat ini.

    "Media sosial adalah pedang bermata dua. Tanpa literasi yang memadai, masyarakat akan lebih mudah menjadi korban, atau bahkan pelaku penyebaran hoaks dan fitnah. Ini tidak hanya merusak individu, tetapi juga menimbulkan perpecahan di tingkat masyarakat. Kita semua harus lebih bijak dalam bermedia sosial," Ungkap Hendra saat diwawancarai oleh Awak Media pada Selasa (26/11/2024).

    Hendra menyoroti bahwa meskipun ancaman hoaks semakin nyata, upaya edukasi tentang literasi digital belum menjadi prioritas bagi banyak pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat. Ia menilai bahwa program literasi digital yang ada saat ini masih sporadis dan belum menjangkau masyarakat di pelosok daerah.

    "Literasi digital bukan hanya kebutuhan masyarakat kota. Di desa-desa pun, informasi palsu dari media sosial menyebar dengan cepat. Kita membutuhkan upaya yang lebih terorganisir dan masif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara mengenali dan melawan hoaks," tegasnya.

    Hendra juga mengingatkan bahwa literasi digital bukan hanya tentang mengenali hoaks, tetapi juga membangun budaya diskusi yang sehat, menghormati perbedaan pendapat, dan menggunakan media sosial untuk menyebarkan hal-hal positif.

    Hendra kemudian memberikan panduan praktis agar masyarakat dapat lebih bijaksana dalam menghadapi informasi yang beredar di media sosial, terutama di tahun politik:

1. Periksa Fakta Sebelum Percaya
Jangan mudah percaya pada informasi yang belum diverifikasi. Gunakan situs atau platform pemeriksa fakta seperti Turn Back Hoax atau media terpercaya untuk memastikan kebenarannya.

2. Pahami Konteks dan Jangan Mudah Terprovokasi
Banyak informasi sengaja dibuat provokatif untuk memancing emosi. Bacalah informasi secara menyeluruh, bukan hanya judul atau potongan video.

3. Jangan Jadi Bagian Penyebar Hoaks
Sebelum membagikan sesuatu, tanyakan: apakah ini bermanfaat atau justru memperburuk suasana? Hati-hati, karena menyebarkan hoaks bisa berimplikasi hukum.

4. Ciptakan Diskusi Positif
Gunakan media sosial untuk menyebarkan informasi bermanfaat, mendiskusikan program-program politik yang konstruktif, dan mendorong partisipasi pemilih yang cerdas.

5. Ikut Program Literasi Digital
Hendra mengimbau masyarakat, terutama generasi muda, untuk aktif mengikuti pelatihan literasi digital yang tersedia, baik online maupun offline. Ia juga mengajak organisasi pemuda untuk berperan aktif dalam menyebarkan edukasi ini. 

    Menurut Hendra, hoaks adalah senjata yang sering digunakan untuk melemahkan lawan politik, tetapi dampaknya jauh lebih besar: kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi bisa tergerus. "Ketika masyarakat tidak bisa membedakan mana fakta dan mana fitnah, maka pemilu kehilangan maknanya. Kita tidak lagi memilih berdasarkan visi dan misi, tetapi berdasarkan kebohongan yang sengaja diciptakan," ujar Hendra dengan tegas.

    Hendra juga menyampaikan kritik kepada platform media sosial yang dianggap belum cukup tegas dalam menangani konten hoaks dan provokatif. Menurutnya, media sosial harus bertanggung jawab dengan meningkatkan pengawasan dan edukasi bagi penggunanya.

Di akhir pesannya, Hendra kembali menekankan bahwa media sosial adalah alat yang netral. Bagaimana kita menggunakannya akan menentukan apakah ia menjadi alat pemersatu atau justru pemecah. "Jika kita semua bisa bijak dalam bermedia sosial, saya yakin Pilkada 2024 bisa menjadi momen untuk memperkuat demokrasi, bukan menghancurkannya," tutup Hendra.

    Dengan pesan ini, masyarakat Kotawaringin Barat diharapkan tidak hanya lebih bijak dalam menggunakan media sosial, tetapi juga lebih proaktif dalam melawan hoaks dan menyebarkan informasi yang positif. Literasi digital bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga kewajiban bersama untuk menjaga harmoni dan kualitas demokrasi bangsa.

( SUBAN / IMAM )