" PERINGATAN DINI BMKG KOBAR : ANCAMAN ROB MENGINTAI WILAYAH PESISIR AKIBAT FENOMENA BULAN BARU, MASYARAKAT DIHIMBAU UNTUK WASPADA "

TARGET OPERASI - Kotawaringin Barat :
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas III Iskandar, Kotawaringin Barat mengeluarkan peringatan dini terhadap potensi banjir pesisir (rob) yang diprediksi akan melanda wilayah perairan selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Fenomena bulan baru yang akan berlangsung pada 31 Desember 2024 diperkirakan memicu peningkatan yang signifikan terhadap ketinggian maksimum muka air laut.
Berdasarkan analisis data tinggi muka air laut serta prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi mengancam dan melanda desa-desa di pesisir seperti Sebuai, Keraya, Kubu, dan Kumai.
Periode potensi banjir diperkirakan berlangsung dari 31 Desember 2024 hingga 4 Januari 2025, dengan dampak signifikan pada aktivitas masyarakat dan infrastruktur wilayah tersebut. BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang mungkin terjadi dan mengambil langkah-langkah antisipasi.
Fenomena bulan baru memiliki pengaruh besar pada gravitasi antara bulan, matahari dan bumi yang mengakibatkan kenaikan muka air laut secara signifikan. Wilayah pesisir selatan Kotawaringin Barat yang berada di ketinggian rendah menjadi area yang paling rentan terhadap dampak banjir pesisir (rob).
Berdasarkan analisis BMKG, berikut dampak potensial yang perlu diwaspadai:
1. Genangan di area permukiman: Air laut diperkirakan masuk ke daratan, khususnya di area rendah seperti permukiman dan tambak yang berada dekat dengan garis pantai
2. Gangguan aktivitas ekonomi: termasuk pelayaran, perikanan, dan perdagangan di pesisir kemungkinan terganggu.
3. Kerusakan infrastruktur: Potensi rusaknya dermaga, jalan pesisir, serta fasilitas umum lainnya.
4. Ancaman keselamatan: Bagi masyarakat yang masih beraktivitas di sekitar pantai, resiko kecelakaan dapat meningkat.
Himbauan dan Tindakan Mitigasi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dengan melakukan langkah-langkah berikut:
1. Hindari aktivitas di pesisir: Batalkan atau tunda perjalanan ke pantai selama periode potensi banjir.
2. Lindungi barang berharga: Amankan dokumen penting, barang elektronik, dan perlengkapan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.
3. Pantau kondisi terkini: Pastikan untuk terus memantau informasi resmi dari BMKG dan pemerintah daerah melalui media massa atau aplikasi cuaca terpercaya.
4. Siapkan jalur evakuasi: Identifikasi jalur aman dan lokasi evakuasi jika terjadi genangan air.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Iskandar Kotawaringin Barat, Nur Setiawan, S.T menyampaikan “Fenomena ini adalah peristiwa alam yang berulang, tetapi dampaknya dapat diminimalkan dengan koordinasi dan kesadaran bersama. Jangan panik, tetapi tetap siaga.”
Sebagai bentuk tanggap darurat, pemerintah daerah telah berkoordinasi dengan BMKG dan pihak terkait untuk memastikan kesiapan wilayah menghadapi banjir pesisir. Beberapa langkah
Mitigasi telah diambil, antara lain:
- Peringatan dini melalui media massa dan media sosial.
- Pemantauan intensif tinggi muka air laut di wilayah pesisir dengan pemasangan tanda peringatan didaerah rawan banjir.
- Pengerahan bantuan tanggap darurat jika banjir pesisir terjadi seperti logistik dan tempat evakuasi sementara.
- Sosialisasi langsung kepada masyarakat pesisir melalui perangkat desa dan relawan.
Kesiapan masyarakat dalam menghadapi banjir pesisir adalah kunci utama untuk meminimalkan dampaknya. BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak mengabaikan peringatan ini dan mengutamakan keselamatan.
“Air pasang adalah bagian dari siklus alam yang tak bisa kita hindari, tetapi kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi dampaknya. Jangan lupa saling membantu sesama, dan pastikan lingkungan tetap aman,” pesan BMKG.
Dengan kerja sama dan kewaspadaan bersama, masyarakat pesisir Kotawaringin Barat dapat menghadapi tantangan ini dengan baik. Tetap waspada, siaga, dan pastikan keselamatan menjadi prioritas utama!
( MASRAN )