" TALKSHOW SPEKTAKULER 'ALERGI POLITIK ? JANGAN YA DEK YA !' MENGGUNCANG KAUM MUDA KOTAWARINGIN BARAT : GENERASI MILENIAL SIAP MENYONGSONG PILKADA 2024 "

TARGET OPERASI - Kotawaringin Barat :
Sabtu malam, 05 Oktober 2024, Sejalan Coffee yang beralamat di Jalan Malijo, Kelurahan Madurejo, Pangkalan Bun menjadi saksi dari semangat yang mengguncang anak muda Kotawaringin Barat dalam acara talkshow bertajuk "Alergi Politik? Jangan Ya Dek Ya!". Acara ini dipandu oleh Fiqih Noveran Eka Putra sebagai Ketua Pelaksana dan Fifi Oktavia Triningrum sebagai Sekretaris Pelaksana, serta menghadirkan pemateri terkemuka yang berpengalaman dalam politik dan kepemudaan, yakni Budi Surakhmat, Muhammad Taufik Hidayat, dan M. Riva Aditya Pratama.
Dengan dihadiri oleh 202 anak muda/milenial dari berbagai penjuru Kabupaten Kotawaringin Barat, acara ini menyedot perhatian dan dukungan dari seluruh sayap partai pengusung dan pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Rahmat Hidayat, S.H dan Eko Soemarno,S.H.,M. Kn (GRHES). Mereka berasal dari partai Gerindra, Demokrat, PKS, PKB, PAN, PPP, PSI, dan PKN, yang bersama-sama berkomitmen membangun sinergi untuk menciptakan generasi muda yang peduli politik.
Fiqih Noveran Eka Putra, dalam sambutannya, menekankan pentingnya acara ini sebagai wadah bagi kaum muda untuk berdiskusi dan memahami betapa pentingnya peran mereka dalam politik. "Kita tidak bisa menutup mata bahwa politik itu hadir dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai alergi politik, karena masa depan Kotawaringin Barat ada di tangan kita. Sudah saatnya kita, generasi milenial, berperan aktif dalam menentukan arah kebijakan yang akan mempengaruhi kehidupan kita sendiri," ujar Fiqih.
Budi Surakhmat, seorang praktisi politik dan pemuda yang dikenal aktif di berbagai gerakan kepemudaan, membuka sesi diskusi dengan pemaparannya tentang pentingnya kesadaran politik di kalangan anak muda. “Politik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi soal bagaimana kita bisa mempengaruhi kebijakan publik demi kesejahteraan bersama. Kaum milenial memiliki kekuatan untuk mengubah arah kebijakan dengan ide-ide segar dan inovatif,” ungkapnya. Budi juga menekankan, "Pemilu 2024 ini adalah momen penting, dan jangan sampai anak muda hanya menjadi penonton. Kita harus menjadi pemain aktif."
Muhammad Taufik Hidayat, seorang aktivis sosial dan pemuda, melanjutkan dengan membahas fenomena "alergi politik" yang sering dialami oleh anak muda. Menurutnya, banyak anak muda yang enggan terlibat dalam politik karena persepsi negatif terhadap dunia politik yang dianggap penuh dengan korupsi dan intrik. "Namun kita harus ingat bahwa jika kita terus menjauh, maka yang akan mengendalikan masa depan kita adalah orang-orang yang mungkin tidak memiliki kepentingan terbaik untuk kita. Anak muda harus berani masuk dan terlibat untuk memperbaiki sistem dari dalam," tegas Taufik.
Ia juga menggarisbawahi bahwa keterlibatan politik bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti aktif dalam komunitas, ikut serta dalam diskusi publik, dan pastinya menggunakan hak pilih dalam pemilu. "Politik itu tidak harus ribet, asal kita punya niat yang baik untuk berkontribusi, kita bisa membuat perubahan."
Pemateri ketiga, M. Riva Aditya Pratama, memfokuskan pembahasannya pada strategi dan peluang bagi milenial untuk terlibat aktif dalam demokrasi lokal. Ia menekankan bahwa politik lokal seperti pemilihan Bupati dan Wakil Bupati menjadi arena penting di mana anak muda bisa berkontribusi nyata. “Sebagai generasi yang paling terhubung dengan teknologi dan informasi, kita punya kelebihan dalam memobilisasi dukungan, menyebarkan informasi, dan membangun kesadaran di kalangan sesama anak muda,” katanya.
Riva juga berbagi strategi untuk membuat politik lebih menarik bagi generasi milenial. "Kita bisa memanfaatkan platform media sosial untuk menyebarkan pesan positif, mengajak diskusi dengan cara yang kreatif dan relevan bagi anak muda, serta menjadikan politik sebagai topik yang tidak kaku dan membosankan," jelas Riva sambil memotivasi hadirin untuk lebih aktif lagi.
Antusiasme dari para peserta, yang sebagian besar merupakan pemilih pemula, terlihat sangat tinggi sepanjang acara berlangsung. Mereka terlibat aktif dalam sesi tanya jawab, memberikan pandangan kritis, serta berbagi pengalaman mengenai keterlibatan mereka dalam kegiatan politik dan sosial. Salah seorang peserta, Andi, 22 tahun, mengungkapkan bahwa acara ini membuka matanya tentang pentingnya tidak menjauh dari politik. “Sebelumnya, saya tidak begitu tertarik dengan politik, tetapi setelah mendengar para pemateri, saya jadi paham bahwa masa depan daerah kita sangat dipengaruhi oleh siapa yang kita pilih dan kebijakan apa yang mereka buat,” ujarnya.
Acara talkshow ini sukses memberikan dorongan kepada generasi muda di Kotawaringin Barat untuk lebih melek politik. Dengan dukungan dari partai-partai pengusung dan pendukung GRHES, serta peran aktif para pemateri, diharapkan anak-anak muda Kobari tidak lagi memandang politik dengan sinis, tetapi melihatnya sebagai peluang untuk membawa perubahan positif bagi masa depan daerah mereka.
Sebagai penutup, Fifi Oktavia Triningrum menyampaikan harapannya bahwa acara ini akan menjadi awal dari keterlibatan aktif anak muda dalam proses demokrasi. “Politik bukan hanya milik orang tua atau elite. Kita, anak muda, harus menjadi bagian dari perubahan ini. Jangan alergi politik, ya dek ya!” kata Fifi sambil diiringi tepuk tangan riuh dari para peserta.
Acara yang dimulai pukul 18.30 WIB tersebut berakhir dengan semangat kebersamaan dan optimisme yang tinggi bahwa generasi milenial Kotawaringin Barat siap menyambut Pilkada 2024 dengan lebih aktif dan terlibat. Pilkada 2024 sebagai Momentum penting bagi kaum muda untuk memimpin arah politik dan Pembangunan Daerah.
( SUBAN )