" MENGGALI WARISAN LELUHUR : PELATIHAN SILAT KUNTAU DAN LAWANG SEKEPENG DIKECAMATAN KOTAWARINGIN LAMA " 

" MENGGALI WARISAN LELUHUR : PELATIHAN SILAT KUNTAU DAN LAWANG SEKEPENG DIKECAMATAN KOTAWARINGIN LAMA " 

TARGET OPERASI - Kotawaringin Barat :

    Sebuah langkah monumental dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal kembali digelorakan di Kabupaten Kotawaringin Barat, tepatnya di Desa Riam Durian, Kecamatan Kotawaringin Lama. Penuh semangat puluhan pemuda dan warga desa berkumpul di lapangan sepak bola setempat untuk mengikuti pelatihan kesenian bela diri tradisional khas Suku Dayak, yaitu Silat Kuntau dan Lawang Sekepeng. Latihan ini diprakarsai oleh Ketua DPC Ormas Gerbang Dayak Kobar, Sunarto atau yang akrab disapa Padli, dan Ketua Ormas Pasukan Borneo Bersatu, Aan Suryadi yang berkolaborasi dengan para tokoh adat serta masyarakat Desa Riam Durian dan sekitarnya.

    Pelatihan ini bukan sekadar ajang untuk mempelajari teknik bela diri, melainkan sebuah upaya penting untuk menjaga kelestarian adat dan budaya Dayak, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kuntau dan Lawang Sekepeng adalah seni bela diri tradisional yang sarat dengan filosofi kearifan lokal, di mana setiap gerakan mencerminkan nilai-nilai ketangguhan, kehormatan, serta kecintaan terhadap tanah kelahiran.

    Sejak diumumkan, pelatihan ini disambut dengan antusiasme luar biasa oleh masyarakat. Tokoh adat Desa Riam Durian Karmadi yang merupakan Damang Kecamatan Kotawaringin Lama turut hadir dalam acara pembukaan pelatihan dan menyampaikan pentingnya melestarikan warisan leluhur. "Ini bukan sekadar ilmu bela diri, ini adalah warisan kita, akar budaya Dayak yang harus kita jaga bersama. Jika kita tidak memulainya sekarang, anak cucu kita tidak akan mengenal identitas mereka," tegas Damang Karmadi dalam pidato pembukaannya.

    Tidak hanya masyarakat lokal, sejumlah tokoh adat dari desa-desa sekitar juga turut mendukung kegiatan ini. Mereka menyadari bahwa seni bela diri tradisional ini harus terus dilestarikan agar tidak punah di tengah arus modernisasi yang semakin kuat.

    "Pelatihan ini adalah langkah awal, kita ingin generasi muda tidak melupakan jati diri mereka. Kuntau dan Lawang Sekepeng bukan hanya sekadar pertunjukan, tapi juga cara kita mempertahankan identitas dan kehormatan sebagai anak Dayak," ungkap Padli, yang dengan penuh semangat menggagas pelatihan ini.

    Padli pun menekankan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata dari upaya melindungi identitas budaya yang telah diwariskan oleh leluhur Suku Dayak. " Kita tidak boleh membiarkan budaya kita punah. Melalui Silat kuntau dan lawang sekepeng, kita tidak hanya belajar bela diri, tapi juga belajar tentang siapa diri kita dan bagaimana menghormati akar kita sebagai orang Dayak. Ini adalah kekayaan kita, yang harus terus di jaga dan dilestarikan " lanjut Padli. 

    " Pelatihan ini adalah langkah awal dari sebuah gerakan besar. Kami tidak hanya ingin generasi muda mengenal bela diri tradisional, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai seperti ketangguhan, kesetiaan, dan penghormatan terhadap sesama. Ini adalah bagian dari ajaran yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita " Tutup Padli dengan penuh optimisme. 

    Kolaborasi antara Gerbang Dayak Kobar dan Pasukan Borneo Bersatu Kobar menunjukkan keseriusan kedua organisasi dalam menjaga adat dan budaya Dayak di Kotawaringin Barat. Aan Suryadi, Ketua Ormas Pasukan Borneo Bersatu, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi akan menjadi gerakan berkelanjutan yang diharapkan dapat diteruskan hingga ke generasi berikutnya.

    "Kami tidak hanya berbicara soal pelatihan bela diri, tetapi juga soal bagaimana kita bersama-sama membangun kesadaran akan pentingnya budaya lokal. Dengan adanya pelatihan ini, anak-anak muda bisa belajar mengenal dan melestarikan budaya nenek moyang kita " Ungkap Aan.

    Kegiatan ini tidak hanya dirancang untuk satu waktu, tetapi pelatihan ini akan dilanjutkan secara berkala, bahkan di berbagai desa lain agar semakin banyak masyarakat yang bisa berpartisipasi dan memahami pentingnya melestarikan seni bela diri khas Dayak ini. 

    Pelatihan dilaksanakan dengan penjadwalan yang fleksibel untuk mengakomodasi para peserta, terutama pemuda/pemudi yang masih bersekolah. Latihan di lakukan pada sore hari di Lapangan Sepak Bola Desa Riam Durian dengan bimbingan langsung dari pelatih-pelatih ahli yang sudah bertahun-tahun mendalami seni bela diri tradisional ini. 

    Dengan dukungan penuh dari para tokoh adat dan masyarakat setempat serta Organisasi Kemasyarakatan yang peduli terhadap pelestarian budaya, Pelatihan Silat Kuntau dan Lawang Sekepeng ini diharapkan akan terus berkembang dan berkelanjutan. Ini adalah langkah nyata untuk memperkuat identitas masyarakat Dayak di tengah perubahan zaman yang semakin modern. 

    Pelatihan Silat Kuntau dan Lawang Sekepeng ini kini menjadi simbol semangat masyarakat Dayak di Kotawaringin Barat untuk tetap menjaga dan melestarikan jati diri mereka  dengan membentengi warisan leluhur agar tetap hidup dan berkembang bersama generasi penerus. 

( SUBAN )