“ GERBANG DAYAK GUNCANG BARITO TUHUP RAYA : 200 ANGGOTA BARU DIKUKUHKAN, KIMANG DAMAI SATUKAN RIBUAN WARGA DALAM SPIRIT PERSATUAN DAN PERJUANGAN ”

“ GERBANG DAYAK GUNCANG BARITO TUHUP RAYA : 200 ANGGOTA BARU DIKUKUHKAN, KIMANG DAMAI SATUKAN RIBUAN WARGA DALAM SPIRIT PERSATUAN DAN PERJUANGAN ”

TARGET OPERASI - Murung Raya :

    Di tengah hamparan hutan tropis dan aliran Sungai Barito yang menjadi nadi kehidupan masyarakat Dayak mengalirkan sejarah hingga pucuk-pucuk pohon rimba yang menyimpan suara leluhur, tanah Murung Raya kembali bergemuruh. Sebuah gelombang semangat baru sedang bergulir oleh satu gerakan yang menyatukan harapan, keberanian, dan kehormatan. Pada Kamis–Jumat (7–8 Mei 2025), ratusan warga dari pelosok Desa Muara  Tuhup, Kohong, Batu Tojah, Tumbang Bauh, dan desa lainnya berkumpul di Tumbang Baloi, Kecamatan Barito Tuhup Raya, Kabupaten Murung Raya, mengikuti prosesi ritual sakral Badudus / Bapandui dan Pengukuhan anggota baru Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Gerakan Barisan Antang Dayak (Gerbang Dayak) DPAC Barito Tuhup Raya. 

    Sebanyak 200 anggota baru resmi dikukuhkan dalam seremoni adat yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum DPP Gerbang Dayak, Kimang Damai / Panglima Naga Bajela Bulau yang merupakan Pemimpin tertinggi Pasukan Merah Antang Dayak. Selain itu, Kimang Damai merupakan salah satu tokoh yang dikenal luas sebagai simbol perlawanan dan pengayom masyarakat adat Dayak di Kalimantan. Diselenggarakan dalam suasana khidmat dan penuh kharisma adat, prosesi ini bukan hanya pengukuhan administratif. Tetapi sebuah peneguhan jiwa, dimana momen saat generasi Dayak menyatakan sumpah setia pada tanahnya, pada budayanya, dan pada masa depan yang ingin mereka rebut kembali dari arus eksploitasi yang selama ini melucuti martabat mereka.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari Tour Kalteng, sebuah gerakan besar yang bukan hanya menyasar pada pengembangan organisasi, tetapi juga revitalisasi jati diri masyarakat adat Dayak sebagai penjaga hutan, pemilik sejarah, dan benteng budaya nusantara. Momen ini tidak hanya menjadi saksi pertambahan anggota, tetapi juga menjadi titik api dari kebangkitan Solidaritas adat yang selama ini terpinggirkan oleh arus modernisasi dan eksploitasi. 

    Gerbang Dayak tidak berjalan lamban, dalam waktu kurang dari Satu tahun, 600 anggota telah tergabung di Murung Raya, menjadikan Ormas ini salah satu kekuatan sosial terbesar yang tumbuh dari akar adat. Desa-desa seperti Muara Tuhup, Batu Tojah, Kohong, hingga Tumbang Bauh menjadi simpul perjuangan baru dari Gerbang Dayak. 

    Ketua DPC Gerbang Dayak Murung Raya, Triono, mengatakan bahwa kebangkitan ini bukan sekadar angka statistik, tapi ledakan semangat kolektif masyarakat adat yang selama ini terpinggirkan. “Apa yang terjadi di Batura bukanlah kebetulan. Ini adalah hasil dari konsistensi perjuangan. Bang Kimang hadir bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi pelindung bagi mereka yang selama ini diam. Bang Kimang adalah sosok yang selalu konsisten membela masyarakat adat yang tertindas sehingga antusias yang luar biasa ini tak lepas karena jiwa kepemimpinannya,” ungkapnya.

    Senada dengan itu, Deby D. Beneng, Sekretaris DPC Gerbang Dayak Murung Raya, menambahkan bahwa target 1.000 anggota aktif di akhir 2025 bukan sekadar ambisi, tapi panggilan sejarah. “Kami ingin agar setiap kecamatan memiliki DPAC yang kuat. Tanah Siang Timur, Permata Intan, dan Uut Murung akan menjadi titik-titik kobaran semangat adat berikutnya.” tegasnya dengan penuh optimisme. 

    Ritual badudus atau bapandui, yang berlangsung dari pukul : 10.00 WIB sampai selesai menjadi simbol pembersihan diri dan penyatuan jiwa dengan alam. Hadir pula para tetua adat, dan semua anggota bergelar sambang antang dari berbagai kabupaten di Kalimantan. Doa-doa adat, serta bau harum dupa membalut suasana sakral yang tak tergantikan. Gerbang Dayak kini tidak hanya menjadi suara. Ia telah menjadi nafas perjuangan. Sebuah benteng moral dan spiritual bagi masyarakat Dayak. 

    Lewat sambungan WhatsApp dari Lokasi berbeda, Kimang Damai menyampaikan pesan mendalam yang menggetarkan hati para pejuang adat : "Gerbang Dayak bukan hanya organisasi, ia adalah rumah bagi semangat leluhur. Kami akan terus memperluas jangkauan, dari Kalteng hingga ke seluruh Kalimantan. Orang Dayak harus menjadi tuan rumah di tanah leluhurnya sendiri. Tidak ada lagi ketertinggalan, tidak ada lagi penindasan yang dibiarkan," tegasnya penuh semangat. 

    Dengan prosesi sakral, komitmen terhadap budaya serta cita-cita besar untuk keadilan sosial, Gerbang Dayak kini bukan sekadar ormas melainkan simbol perjuangan dan harapan bagi masyarakat adat Dayak yang ingin bangkit, bersatu, dan berdiri tegak di tanah yang mereka cintai sejak zaman para leluhur. 

( SUBAN / IMAM )