" DARI TITIK TUMPU KE TITIK TERTINGGI : PANAHAN KOBAR MEMBIDIK LANGIT PORPROV 2026 " 

" DARI TITIK TUMPU KE TITIK TERTINGGI : PANAHAN KOBAR MEMBIDIK LANGIT PORPROV 2026 " 

TARGET OPERASI - Kotawaringin Barat :

    Di tengah terik yang membakar kulit, dan langit Kobar yang biru membentang tanpa cela, ada deru semangat yang membakar lebih hebat di dada para pemanah muda. Sport Center Kotawaringin Barat bukan hanya menjadi gelanggang, tapi medan penyemaian harapan dari tali-tali busur yang di tarik dengan keyakinan dan anak-anak panah yang melesat menuju cita-cita. Di sanalah, pada 18–20 Juli 2025, Kejurkab Panahan Kabupaten Kobar diselenggarakan. Sebuah arena kecil dengan semangat yang tak bisa dikecilkan. Bukan sekadar lomba, tetapi laboratorium prestasi, kawah candradimuka atlet panahan masa depan Kalteng.

     Sebanyak 37 pemanah muda dari berbagai klub di bawah naungan Perpani Kotawaringin Barat (Kobar) hadir, membawa lebih dari sekadar busur dan anak panah: mereka membawa cita-cita. Setiap tarikan tali busur adalah latihan menguasai diri. Setiap lepas panah ke sasaran adalah simbol konsistensi, fokus, dan keberanian yang merupakan tiga nilai utama dalam dunia panahan yang sejatinya juga adalah cerminan hidup. "Panahan itu bukan tentang siapa paling kuat, tapi siapa paling tenang dalam tekanan," Ungkap Agus Salim, Sekretaris Perpani Kobar. Kalimat itu seperti bisikan bijak di antara riuhnya kejuaraan.

    Dalam dunia olahraga, Panahan mungkin bukan yang paling bising. Tapi ia adalah yang paling jujur. Tidak ada keberuntungan dalam Panahan. Hanya ada latihan, dedikasi, dan ketekunan yang ditarik dan dilepaskan setiap hari. Panahan adalah olahraga yang melatih motorik halus, daya konsentrasi, dan stabilitas emosi. Dalam setiap kompetisi, seorang pemanah berhadapan dengan dirinya sendiri. Ia harus mampu mengelola napas, mengatur ritme tubuh, dan membaca arah angin hanya dalam hitungan detik. Inilah mengapa panahan sering disebut sebagai meditasi dalam gerakan.

    Sport Center Kobar pun berubah selama tiga hari itu. Bukan sekadar lapangan, tapi medan suci bagi penempaan bakat. Anak-anak panah itu bukan sekadar kayu dan besi, mereka adalah simbol bahwa masa depan tak datang sendiri tetapi dijemput dengan fokus dan kerja keras. Kejurkab ini bukan hanya menyeleksi juara, tapi juga mengukur kesiapan Kobar menghadapi ajang lebih besar: Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalimantan Tengah 2026. Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana, para atlet tetap menunjukkan konsistensi yang luar biasa. Beberapa di antaranya bahkan mencatatkan akurasi mendekati sempurna.

     Momentum Kejurkab tahun ini menjadi lebih istimewa dan semakin membara dengan kehadiran dan dukungan langsung dari Danlanud Iskandar, Letkol Pnb Nugroho Tri Widyanto, M.Han. Dalam sambutannya, ia tak sekadar datang sebagai pemimpin dan tamu kehormatan tetapi sebagai pelindung masa depan dan mitra nyata dalam pembangunan olahraga. "Kami dari TNI AU siap mendukung sepenuhnya. Lanud Iskandar bukan hanya markas militer. Lanud Iskandar akan menjadi rumah kedua bagi atlet Panahan. Silakan gunakan area latihan kami, kami bukakan akses itu demi prestasi anak daerah," tegas Letkol Nugroho.

    Bagi dunia Panahan yang kerap terpinggirkan karena keterbatasan fasilitas, sambutan ini seperti angin surga di tengah padang gersang. TNI AU tidak hanya menjaga langit, tapi kini juga mendorong anak-anak Kobar untuk membidik langit mereka sendiri. Dukungan ini menjadi nafas baru. Sebab selama ini, keterbatasan lapangan panahan permanen dan peralatan tanding yang layak menjadi tantangan utama. Dengan sokongan dari Lanud, latihan bisa dilakukan lebih intensif dan terukur yang merupakan sebuah langkah nyata membangun kultur prestasi.

    Tentu, semua ini bukan hanya tentang perlombaan lokal. Ini adalah awal misi besar. Perpani Kobar punya misi jangka panjang: tidak sekadar hadir di Porprov, tetapi mendulang medali dan mengukir nama sebagai kekuatan baru di Kalteng. Karena itu, Kejurkab ini diibaratkan sebagai "anak tangga pertama" dalam tangga prestasi.

    Namun, seperti kata Agus Salim, mimpi besar membutuhkan pondasi kokoh: " Kami punya atlet, Kami punya semangat. Kami ingin mengingatkan semua pihak seperti KONI, Pemkab, sekolah, dan komunitas bahwa pembinaan olahraga tidak bisa dilakukan setengah hati. Kita butuh sistem, kita butuh lapangan tetap, kita butuh panah yang bisa menembus waktu dan medan. Sebab tak ada anak panah yang bisa menembus sasaran dengan ujung tumpul." Jelas Agus Salim.

    Pesan ini adalah pengingat. Bahwa pembinaan atlet bukanlah mimpi yang bisa ditunda-tunda. Ia butuh investasi hari ini, untuk memanen medali esok hari. Tidak hanya soal sarpras, tetapi juga penguatan ekosistem pembinaan. Perpani mengusulkan program beasiswa atlet, pelatihan pelatih bersertifikasi, hingga kolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk menjadikan panahan sebagai ekstrakurikuler unggulan.

    Panahan bukan hanya milik Perpani. Ini adalah olahraga lintas lembaga. KONI, Dispora, Lanud, dan Pemerintah Daerah harus berada dalam satu barisan. Jika satu anak panah bisa patah, maka seikat anak panah akan kokoh tak tergoyahkan itulah filosofi gotong royong yang kini menjadi nyawa Perpani Kobar. “Kalau kita ingin bicara soal Porprov, maka kita bicara soal anak-anak kita sendiri. Mereka adalah wajah Kobar di panggung provinsi,” imbuh Agus Salim sambil mengamati atletnya berlatih.

    Kejurkab Panahan 2025 telah menuntaskan tugasnya. Tapi kisahnya belum berakhir. Justru baru dimulai. Anak-anak panah itu akan terus melesat, melewati waktu, angin, dan keraguan. Mereka membawa nama Kobar di ujungnya. Dan tugas kita semua sebagai masyarakat, pemangku kepentingan, insan olahraga adalah memastikan bahwa sasaran mereka tidak pernah kosong.

    Karena sejatinya, panahan bukan hanya olahraga. Ia adalah cara untuk mengajarkan generasi muda tentang fokus, komitmen, kesabaran, dan kehormatan serta nilai-nilai yang juga menjadi pilar membangun bangsa.

 Langit Kotawaringin Barat (Kobar) telah menyaksikan anak-anak panah itu melesat. Kini giliran kita menyaksikan mereka menembus batas. Jangan biarkan semangat itu padam. Jadikan Panahan sebagai jantung baru olahraga Kobar, dan biarkan tiap tarikan busur membawa satu kata : KITA BISA!

( SUBAN / IMAM )